Jakarta – PT Elnusa Tbk (ELNUSA, IDX: ELSA) anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina hari ini mengumumkan pencapaian kinerja keuangan yang telah di audit untuk tahun buku 2021.
Perseroan membukukan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp8,1 triliun, tumbuh 5% (year on year/yoy) dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar Rp7,7 triliun. Pendapatan usaha konsolidasi ini dikontribusikan melalui segmen jasa distribusi & logistik energi sebesar 53%, jasa hulu migas 36% dan jasa penunjang 11%.
Corporate Secretary Elnusa, Ari Wijaya mengatakan, “Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat hampir seluruh sektor mengalami tekanan hebat. Sebagai perusahaan jasa migas, salah satu dampak yang Perseroan rasakan yakni mundurnya beberapa jadwal proyek pekerjaan oleh KKKS cukup membayangi kinerja Perseroan sepanjang 2021.”
Ari menambahkan, “Kami melihat bahwa capaian kinerja Perseroan di tengah berbagai tantangan hebat ini sebagai sesuatu yang membawa optimisme untuk tahun mendatang. Perseroan masih mampu mencatatkan laba bruto Rp645 miliar, laba operasi Rp315 miliar dan laba bersih Rp108 miliar dengan total kas dan setara kas mencapai Rp1,11 triliun.
Adapun terkoreksinya laba Perseroan yang cukup signifikan dari pencapaian tahun 2020 berimbas pada perubahan proporsi prioritas beberapa pekerjaan jasa hulu migas serta rasio profitabilitas yang kompetitif pada bisnis EPC-OM, kendati demikian secara konsolidasi Perseroan masih mampu mencatatkan pertumbuhan.”
Belanja Modal 2022
Realisasi belanja modal Elnusa tahun 2021 sebasar Rp436 miliar dengan pemanfaatan untuk berbagai investasi yang mendukung pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis. Beberapa diantaranya untuk pengembangan jasa hulu serta jasa penunjang migas.
“Penyerapan belanja modal pada tahun 2021 kami sesuaikan dengan kondisi bisnis dan pasar di tahun berjalan. Untuk itu, di tahun 2022, kami menganggarkan nilai belanja modal lebih tinggi dibandingkan 2021, sekitar Rp700 miliar atau naik 14% dari capital expenditure (capex) RKAP 2021. Pemanfaatan dari belanja modal tersebut untuk memperkuat bisnis inti dalam mengoptimalkan stategi bisnis yang berkelanjutan melalui Diversifikasi Portofolio demi menggenjot kinerja keuangan di 2022.” Jelas Ari.
Strategi Pencapaian 2022
Perseroan terus menggenjot kinerja ke depan melalui strategi diversifikasi portofolio yang masih menjadi strategi bisnis unggulan yang berkelanjutan. Pada segmen jasa hulu migas, Perseroan terus meningkatkan kapabilitas dan kapasitas melalui berbagai aliansi strategis korporasi. Perseroan juga berupaya meningkatkan produktivitas pada pengelolaan dan perawatan sumur migas.
Pada jasa distribusi dan logistik energi, Perseroan tengah membangun infrastruktur Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) & Terminal LPG serta menambah jumlah mobil tangki untuk memperluas distribusi BBM. Pada jasa penunjang migas, Perseroan tengah melakukan pengadaan kapal penunjang migas, meningkatkan kompetensi pada fabrikasi beberapa peralatan maupun fasilitas migas serta peningkatan teknologi informasi pendukung migas.
Perseroan terus memegang kuat komitmen untuk tumbuh berkontribusi kepada negeri sebagai salah satu bagian pelayanan dan dukungan terhadap ketahanan energi nasional. Memasuki 2022, Perseroan optimis dan berkeyakinan bahwa melalui strategi bisnis diversifikasi portofolio dan penguatan strategi dari sisi internal, Perseroan sudah berada di jalur yang tepat untuk kembali menuju titik pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan.
“Kami optimis di tahun 2022, seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar juga peluang bagi Perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan serta bertanggung jawab. Dan tentunya kami membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar apa yang telah di harapkan mampu diwujudkan dengan baik dan kami mampu untuk berperan aktif mendukung Subholding Upstream, Pertamina Group dan KKKS lainnya dalam mewujudkan target peningkatan produksi nasional minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari (MMscfd) pada 2030 mendatang,” tutup Ari. (*)