NAMA: DITA YOHANIS
NPM: 220401140169
PRODI: PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR,
UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG
PELESTARIAN Seni dan Budaya Merupakan Tanggung Jawab Bersama.
Kebudayaan memegang peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa. Negara memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan Kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan. Keberagaman kebudayaan daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah dinamika perkembangan dunia.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal di antaranya adalah mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan kita, Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan, mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan, mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain, mempraktikkan penggunaan budaya itu dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya berbahasa, menghilangkan perasaan gengsi ataupun malu dengan kebudayaan yang kita miliki, menghindari sikap primordialisme dan etnosentrisme, ajarkan atau kenalkan budaya kita kepada orang lain.
Upaya pelestarian budaya tidak cukup hanya dilakukan melalui berbagai pertunjukkan secara reguler. Hal utama yang juga harus dilakukan adalah pemberian apresiasi dan pemahaman tentang filosofi serta nilai dari keberadaan objek budaya, warisan dan tradisi yang tumbuh dimasyarakat secara turun temurun khususnya kepada generasi muda. Di samping itu kebudayaan juga harus mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui pengembangan produk kebudayaan secara kreatif seperti seni pertunjukan, kulineri fashion show, film dan kegiatan ekonomi kreatif lainnya.
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500 ribu atau setengahnya tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara beberapa menganut agama Islam dan keyakinan animisme yang di kenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui keyakinan ini sebagai bagian dari agama Hindu Dharma.
ADA BEBERAPA HAL YANG PERLU DIKEMBANGKAN DALAM BUDAYA TORAJA YAITU:
- Kebudayaan Suku Toraja
Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah norma budaya tongkonandanukirankayunya.RitualpemakamanTorajamerupakanperistiwasosialyangpenting, kebanyakan dihadiri oleh ratusan orang dan berlaku selama beberapa hari.
- Pemakaman Suku Toraja
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa masyarakat Suku Toraja masih menganut kepercayaan Aluk To Dolo. Itu merupakan agama/aturan dari leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi oleh Sang Pencipta yakni Puang Matua. Dalam kepercayaan ini manusia diwajibkan menyembah, memuja, dan memuliakan Puang Matua dengan melakukan ritual, antara lain sajian, persembahan, dan upacara-upacara. Biasanya suku Toraja memberikan babi atau pun ayam sebagai. Adapun upacara adat pemakaman Toraja yang biasa dikenal dengan upacara adat rambu solo. Ritual Upacara Rambu Solo adalah ritual pemakaman berdasarkan adat Toraja untuk menghormati orang yang telah meninggal untuk dibawa ke tempat peristirahatannya. Suku Toraja mempraktikkan ritual ini secara turun temurun karena nenek moyang mereka percaya bahwa orang mati harus diperlakukan dengan baik. Dan mereka percaya bahwa menjaga tradisi upacara adat ini tidak akan berarti bencana bagi keluarga yang ditinggalkan.
Pemberian tradisional Lencana Solo adalah acara yang tidak terjadi secara kebetulan. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melakukan upacara adat ini. Karena untuk melakukan serangkaian upacara itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jika salah satu anggota keluarga mereka meninggal, harus menyembelih banyak kerbau dan babi. Harga kerbau Toraja bisa dibilang cukup tinggi. Pemakaman Toraja memang seperti festival rakyat, namun menurut pandangan masyarakat, pemakaman memiliki nilai sosial yang sangat penting. Ribuan orang berkumpul untuk menghadiri pemakaman.
Pemakaman juga bisa memakan waktu 3-7 hari.
- Rumah Adat Suku Toraja
Ada dua jenis rumah (banua) yang dikenal masyarakat Toraja, yaitu banua tongkonan dan banua barung-barung. Banua tongkonan adalah rumah adat keluarga suku Toraja. Rumah adat ini berbentuk panggung dengan atap melengkung seperti perahu. Sementara itu, banua barung-barung adalah rumah pribadi setiap orang Toraja. Bentuk banua barung-barung tidak terikat seperti banua tongkonan. Namun, ada juga orang yang membangun rumah pribadi dengan bentuk seperti tongkonan. Walaupun bentuknya sama, rumah tersebut tidak dapat dikatakan sebagai tongkonan.
Tongkonan merupakan pusat kepemimpinan di bidang kemasyarakatan dankeagamaan.Pemimpintongkonanadalahpemangkuataupenanggungjawabaluk/pamali (to siriwa aluk sola pemali). Ia juga merupakan pengawal ukuran tata kehidupan(tosikambi’sukaranaluk). Oleh karena itu, seorang pemimpin tongkonan wajib menjamin berlakunya ketentuan-ketentuan aluk dan adat.
Dalam kehidupan masyarakat Toraja, tongkonan menjadi sumber rujukan dan penyelesaian masalah bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya. Berbagai pertanyaan dan informasi masalah sosial, budaya, dan keagamaan dapat diperoleh di sana.
Sebagai salah satu suku yang dikenal dengan kebudayaan atau budayanya, budaya Toraja masih melekat dalam kehidupan masyarakat Toraja.
Peran generasi muda dalam menerapkan budaya Toraja yang baik dan benar sangatlah penting karena generasi muda adalah pewaris bangsa dan negara. Seorang pemuda tidak hanya mengenyam pendidikan di sekolah, rumah atau tempat-tempat formal lainnya, tetapi seseorang menerima pendidikan terutama melalui kebudayaan, di mana kebudayaan itu lahir dari satu generasi ke generasi berikutnya, di mana pemuda itu tinggal waktu yang lama, sehingga pemahaman budaya yang benar sangat diperlukan bagi generasi muda saat ini, salah satu cara pemuda menyikapi budaya Toray yang sangat sarat dengan unsur spiritual adalah dengan menjaga nilai-nilai unsur spiritual. Percaya mereka memiliki dan tetap menerapkan kepercayaan tersebut sebagai dasar penerapan budaya yang baik dan benar dalam suku Toraja.(*)