Penulis: Dita Yohanis
NIM: 220401140169
SOSIAL dan budaya adalah suatu unsur terkecil dalam tatanan hidup bersama. Dalam tatanan hidup bersama sosial dan budaya berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila. Menyimpangnya nilainilai Pancasila dalam sosial budaya masa kini mengakibatkan permasalahan-permasalahan yang mengusik persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pemahaman dan kesadaran akan sosial dan budaya yang berpancasila diharapkan dapat dikembangkan kembali.
Dengan memperbaiki sosial dan budaya berarti memperbaiki juga kualitas SDM dari akarakarnya. Dengan begitu sosial dan budaya mampu mendorong kesejahteraan dan kedamaian dalam tatanan hidup bersama yang penuh dengan rasa aman. Pancasila dalam kehidupan sosial dan budaya semakin dibutuhkan peranannya dalam pencapaian kesejahteraan bersama, maka berbagai karakter sosial dan budaya yang ada dalam Pancasila harus diterapkan kepada warga Negara untuk menciptakan kesadaran dan rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.
Suatu negara yang dilihat pertama kali adalah sosial dan budayanya. Sosial dan budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Sosial yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat sekitar. Dan Budaya yang berarti segala sesuatu yang mengandung cinta dan rasa. Sosial Budaya juga berkaitan erat dengan nilai-nilai Pancasila dan menjadi pedoman dalam bersosial dan berbudaya. Dewasa ini tidak mudah dalam menciptakan Sosial budaya dengan ciri khas Indonesia dan berdasarkan Pancasila.
Dalam lingkup sosial sekarang lebih ke individualis, dalam lingkup budaya sekarang lebih ke menirukan budaya yang kurang baik. Sosial dan budaya termasuk juga dalam sikap, etika, dan karakter warga negara. Ketiganya sekarang sudah menyimpang dari norma norma kemasyarakatan. Tidak hanya terjadi dalam masyarakat saja, namun para petinggi negara yang kurang dalam budaya jujur dan bertanggung jawab atas amanah yang diberikan. Dalam budaya berpolitik, Indonesia memiliki citra yang kurang baik. Politik uang yang masih ada, sikap tanggung jawab para petinggi negara yang kini sulit dipercaya lagi, dan korupsi yang semakin menjadi. Panggung berrpolitikan memang selalu menggila, ditambah dengan provokator yang juga tidak berbudaya menjadikan ancaman bagi Negara Indonesia.
Sosial dan budaya berdasarkan Pancasila sanggatlah diperlukan, dan harus mulai diciptakan kepada generasi selanjutnya, agar segala sesuatu yang tidak baik tidak berkembang biak di negara Indonesia. Menciptakan budaya posistif melalui diri sendiri dan dikembangkan dengan berbuat kebaikan terhadap sesama dan menciptakan kedamaian di negara Indonesia melalui sosial dan budaya yang berpancasila.
MAKNA PANCASILA DAN SOSIAL BUDAYA
Indonesia adalah negara yang didirikan dengan hebat dengan Pancasila UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Dimana ketiga pedoman tersebut berperan besar dalam berlangsungnya Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga dewasa ini. Pancasila ditawarkan Soekarno sebagai Philosofische Grondslag (dasar,Filsafat, atau jiwa).
Soekarno juga mengutarakan pandangannya bahwa dasar negara Indonesia ini haruslah ditemukan dalam lubuk hati dan jiwa bangsa Indonesia jauh sebelum bangsa ini merdeka. Dasar pancasila terkait dengan sesuatu yang sudah mendarah daging dan ada dalam semua sanubari rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara menyangkut lima prinsip, yaitu Kebangsaan Indonesia, internasionalisme (kemanusiaan), mufakat/permusyawaratan, kesejahteraan (keadilan sosial), dan akhirnya Ketuhanan.
Pancasila menjadi kekuatan Negara Indonesia dimana Pancasila tidak dapat ditemukan di negara manapun selain di Indonesia.
Sebagai dasar negara tentunya banyak peran yang dapat kita ambil. Sila -Sila dalam
Pancasila mengandung makna yang sangat penting dan akan berdampak besar bagi bangsa Indonesia jika nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia.
BAGAIMANA KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASA KINI?
Sosial budaya masa kini sudah menyimpang dari nilai-nilai morindonesi yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan ini dapat dilihat dan dominan pada generasi milenial sekarang yang mencontoh budaya barat, misalnya dalam cara berpakaian dan kebiasaan perilaku. Cara berpakaian remaja yang mencontoh budaya barat saat ini sudah sering diperbincangkan keberadaannya. Kebiasaan Perilaku budaya barat juga dijadikan sebagai kebiasaan baru, kalau saja kebiasaan yang dicontoh adalah budaya baiknya seperti kedisiplinan waktu, menghargai waktu, dan pekerja keras itu akan berdampak baik dalam sosial budaya di Indonesia. Tetapi sayangnya kebiasaan perilaku yang ditiru adalah budaya buruknya seperti seks bebas, narkoba, alkohol, dan lain sebagainya. Budaya barat yang masuk ke Indonesia dapat dengan mudah diterima di kalangan remaja, hal ini terjadi karena kurang tersaringnya budaya barat yang masuk di Indonesia.
Budaya yang masuk tersebut dinilai sebagai contoh kebiasaan yang baru dan baik di kacamata generasi milenial saat ini. Masuknya budaya barat di Indonesia tidak hanya karena mudahnya budaya yang masuk, tetapi juga mudahnya masyarakat menerima tanpa memilah terlebih dulu budaya tersebut. Kurangnya pengetahuan agama juga menjadi faktor dalam masuknya budaya barat, pengetahuan akan ilmu agama sangat penting dan bermanfaat di kalangan remaja, dimana pengetahuan agama akan mengontrol diri para remaja dan menghindari perbuatan yang buruk. Selain itu Kurangnya peran utama orang tua dalam pengawasan. Orang tua bertanggung jawab terhadap perilaku dan pergaulan anaknya ketika di luar rumah.
Seorang anak akan mencari kebahagiaan di tempat lain atau dengan teman-temannya ketika mereka merasa orang tuanya kurang peduli dan merasa tidak disayangi ketika berada dalam lingkungan keluarga. Akibatnya perilaku para remaja saat ini sudah tidak mencerminkan sosial dan budaya luhur bangsa dengan nilai dan norma yang ada. Dalam norma-norma sosial budaya lingkungan keluarga dan pendidikan agama menjadi bagian penting, dalam menciptakan sosial budaya yang positif dan berdampak bagi Sumber Daya Manusia
SOSIAL BUDAYA DALAM BERPOLITIK
Politik adalah sistem atau tatanan hidup bersama. Salah satu sistem
Politik yang ada di Indonesia adalah demokrasi. Seperti ditegaskan dalam buku Politics Aristoteles apabila manusia ingin menggapai kesempurnaannya ia necessarily (secara perlu) mesti masuk dalam tatanan hidup bersama. Dengan manusia Dimaksudkan “jiwa” manusia. Manusia terdiri dari tiga bagian: bagian tertinggi, Akal budi, bagian roh/semangat, dan bagian yang disebut appetitive. Sebagaimana manusia, demikian juga negara. Bagi Plato konstitusi atau bentuk negara menunjuk langsung pada siapa yang memerintah! Artinya, menunjuk ke karakter yang memerintah. Ada beberapa bentuk negara berdasarkan karakter dimana setiap karakter tidak sama pemerintahannya. Karakter ini tentu saja masuk ke dalam sosial dan budaya juga, karakter seorang pemimpin atau pemerintah yang jujur, bijaksana, dan adil adalah sesuatu yang sangat lazim diinginkan oleh setiap warga negara. Berbeda jika pemerintahan memiliki karakter yang menyimpang dari kebijaksanaan seorang pemerintah.
UPAYA DALAM SOSIAL BUDAYA
Etika dan moral menjadi dasar dalam perkembangan sosial dan budaya di Indonesia. Menciptakan etika dan moral yang baik juga menjadi bagian dari upaya pembangunan sosial dan budaya. Di Indonesia sekarang ini, etika dan moral semakin sulit dimengerti lagi. Dari hal-hal kecil yang seharusnya tidak dibesar-besarkan menjadi besar karena kesalah pahaman dan etika moral yang tidak mementingkan lagi persaudaraan berbangsa dan bernegara. Contoh etika dan moral dapat dijumpai dalam dunia perpolitikan. Dimana beberapa bulan yang lalu diadakannya pilihan presiden, para pendukung sudah masa bodoh dengan kedamaian dan kesejahteraan negara demi membela calon yang didukungnya. Etika dan Moral orang kini sangat mudah dicampur tangani oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab, lebih tepatnya ada seorang provokator yang mudah sekali menghasut para masyarakat yang tidak menahu apa apa.
Kehidupan masyarakat Indonesia yang sekarang lebih ke individualis juga menjadi faktor dalam beretika. Pergaulan masa kini membawa dampak yang tidak untuk diselesaikan. Terutama pengaruh dalam teknologi, telepon genggam dari kalangan anak-anak hingga dewasa sudah banyak yang menggunakannya, tetapi dalam penggunaannya tidak dibatasi, jaringan internet sangat luas dapat memberikan dampak negatif jika tidak diawasi dalam penggunanya terutama dalam penyaringan informasi yang harus benar-benar ditekankan
mulai sekarang. Berita hoax atau berita bohong yang sering sekali muncul menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Misalnya pada tanggal 23S 2019 lalu telah terjadi kerusuhan di Wamena Papua yang disebabkan oleh hoax, kejadian ini sangat meresahkan hingga warga sekitar harus mengungsi dan menyelamatkan diri dari kerusuhan tersebut.
Di era sekarang ini beretika dan berbudaya tidak hanya dalam lingkungan saja, tetapi etika sosial budaya dalam dunia maya juga harus mulai di antisipasi, melihat semakin banyak berita hoax yang sering muncul dan meresahkan masyarakat. Banyak pengaruh kecil yang bisa menjadi permasalahan dalam kehidupan sosial dan budaya, terutama dalam beretika dan bermoral. Contoh perilaku dalam etika dan moral dapat kita lihat dalam penerapan Pancasila, jadikan Pancasila sebagai pegangan bagi masyarakat Indonesia seluruhnya.
Hal-hal kecil seperti ini harus dibiasakan, meski kecil jika terjadi dalam skala besar dan menjadi kebiasaan juga dapat berdampak buruk bagi kedamaian negara. Sekarang harus memulai menciptakan sosial budaya yang berpancasila. Jangan sampai warga negara Indonesia tidak mendapat kesejahteraan karena perilaku warga negaranya sendiri.
Kesimpulan: Pancasila dan sosial budaya memiliki hubungan yang saling terikat. Dengan bersosial dan berbudaya sama dengan sudah mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Sebagai warga negara Indonesia kita semua diamanahkan untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila tersebut terutama dalam bersosial dan berbudaya, dengan cara menjaga toleransi terhadap sesama, mementingkan kepentingan dan kesejahteraan bersama. Kita semua membutuhkan generasi penerus yang lebih berkualitas, agar dapat meningkatkan SDM yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Beberapa contoh dapat dimulai dari diri sendiri seperti menghormati sesama tanpa memandang perbedaan yang ada, membiasakan diri melakukan hal-hal positif, saling tolong menolong terhadap sesama, dan mulai menghargai hal-hal kecil yang bersifat positif.
Memulai melestarikan kembali budaya-budaya di Indonesia agar Indonesia memiliki citra yang baik akan budaya yang sangat banyak ini. Berhati hati dalam bersosialisasi di media sosial, mengawasi dan membatasi Penggunaan teknologi, demi menghindari hoax yang menimbulkan perpecahan terhadap saudara sebangsa dan setanah air. Marilah kita ikut serta dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia dengan sosial dan budaya, seperti visi Indonesia di usia 74 tahun ini “SDM Unggul Indonesia Maju”.
Mengedepankan sikap gotong royong, menciptakan kedamaian dan kesejahteraan di negara kita bersama Indonesia.(*)