kaltarastories.com, TANA TIDUNG – Lonjakan kenaikan harga beberapa kebutuhan bahan pokok di pasar tradisional Kabupaten Tana Tidung, membuat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tana Tidung (KTT) turun ke lapangan melakukan pengecekan langsung. DPRD KTT menekankan agar pemerintah daerah mencarikan solusi agar kenaikan harga kebutuhan pokok tidak menyusahkan masyarakat.
Sekretaris Komisi I DPRD KTT Rini Tika, saat menjalani beberapa sidak di pasar-pasar tradisional yang ada di KTT mengatakan, saat ini beberapa kebutuhan bahan pokok, seperti bawang, cabai, dan Sembako lainnya telah mengalami inflasi. Oleh karena itu, ia berharap adanya langkah strategis yang dilakukan oleh pemkab dalam menekan inflasi sembako yang terjadi saat ini.
“Jadi, hal ini sudah kita diskusikan dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan harusnya TIM ini juga perlu dibentuk. Sehingga, ketika kondisinya seperti in, kita sudah bisa membuat pemetaan masalah dan Pemkab harus diskusikan bagaimana caranya untuk stabilitas harga itu,” jelas Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra KTT tersebut, Rabu, 6 Juli 2022.
Selama inflasi akibat harga sembako ini terjadi, Rini pun meminta adanya pengawasan terhadap OPD terkait, untuk mencari akar masalah terhadap inflasi ini, termasuk mencarikan solusi agar inflasi harga Sembako tidak terus terjadi.
“Disperindagkop harus rutin memantau kenaikan harga komoditas lain. Apalagi saat ini mendekati iduladha, kebutuhan permintaan sembako masyarakat akan meningkat, jadi kita juga harus paham dengan kondisi ini,” jelasnya.
Jika nantinya, penekanan terhadap kenaikan harga sembako ini berhasil dilakukan, Rini pun ingin Pemkab Tana Tidung bersama dengan OPD terkait dapat menjalin kerja sama dengan penghasil komoditas sembako.
Di mana hal itu dilakukan, agar kenaikan harga sembako dapat diantisipasi jika terjadi lagi.
“Yang pertama memang harus dipetakan barang-barang komoditas yang naik. Dan pemda melakukan kerja sama dengan kota/kabupaten penghasil komoditas,” imbuhnya.
“Supaya kita bisa tahu barang itu persediaannya berapa, terus distribusinya ke mana. Jadi, jika nanti ada inflasi lagi, kita bisa mengatasinya atau minimal menekan kenaikan harganya,” tandasnya.(*)