Smart Air Bertanggungjawab Terhadap Korban Pilot dan Engineer Pesawat Pilatus PC-6 Porter PK-SNE
Tarakan – Dua orang korban pesawat Pilatus PC-6 Porter PK-SNE berhasil ditemukan dan dievakuasi di hutan Desa Binuang Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara menuju Kota Tarakan.
Data kedua korban yakni M. Yusuf sebagai pilot dan Deni sebagai engineer on Board (EOB). Sang pilot ditemukan dalam keadaan selamat. Kemudian engineernya meninggal dunia.
Kedua korban dievakuasi menuju RSUD dr. H. Jusuf SK pada Ahad petang menggunakan helikopter Caracal milik TNI Angkatan Udara Anang Busra Tarakan.
Kepala Basarnas Tarakan, Syahril menjelaskan satu unit Heli Caracal mulai menuju TKP sekira pukul 15.32 WITA dari Bandara Malinau menuju titik lokasi evakuasi korban pesawat. Setelah tiba, korban yang berjumlah dua orang, dievakuasi satu per satu naik ke atas heli sekira pukul 16.22 WITA.
“Heli Caracal berhasil mengevakuasi korban dan langsung dibawa ke Bandara Malinau untuk diterbangkan ke Lanud Anang Busra Tarakan,” ungkap Syahril.
Syahril mengatakan tim gabungan SAR menemukan kedua korban dalam posisi yang tak jauh. “Evakuasi dari korban pertama ke korban kedua berjarak 10 menit. Setelah korban pertama naik, baru kita naikan korban kedua yakni pilot yang selamat atas nama M Yusuf,” ujarnya.
Tim Gabungan dalam berada di TKP juga turut melakukan pencarian dan mengamankan Emergency Locator Transmiter (ELT) yang menempel pada black box. Saat ini, ELT tersebut masih berada di tangan tim gabungan SAR yang masih bertahan di lokasi kejadian.
“Rencananya besok akan kita lakukan evakuasi terhadap tim gabungan yang masih berada di TKP, mudah-mudahan cuaca besok mendukung. Kita akan evakuasi bersama dengan ELT untuk dianalisis,” ucapnya.
Komandan Lanud Anang Busra, Kolonel Pnb Bambang Sudewo menuturkan, korban setelah tiba di Lanud Anang Busra langsung dibawa ke RSUD dr. H Jusuf SK untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara untuk korban meninggal dunia akan diserahkan ke pihak keluarga.
Pihak kepolisian mendampingi korban saat di rumah sakit. “Saat ini kondisi korban masih dalam penanganan dan Alhamdulillah kondisinya stabil. Karena kita harus pastikan baik, sudah ada tim dokter juga. Nanti dokter yang akan menginformasikan lebih lanjut penanganan selanjutnya,” jelasnya.
Terpisah, Manajemen Smart Air memastikan akan bertanggungjawab terhadap korban kecelakaan pesawat Pilatus PC-6 Porter PK-SNE yang jatuh di Desa Binuang dalam perjalanan mengantarkan sembako dari Tarakan tujuan Binuang.
“Kami masih menunggu dari pihak rumah sakit dulu terhadap korban. Setelah itu kita akan ikuti proses segala sesuatunya,” ungkap General Marketing Smart Air, Sonia.
Sonia menjelaskan enggan terburu-buru lantaran masih menunggu keterangan dari ahli yakni dokter yang menangani korban. Ia juga menegaskan akan terbuka kepada pemeriksaan yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
“Kita siap membuka juga kondisi kelayakan pesawat. Itu sudah kita laporkan sejak awal saat kita menerima informasi lost contact,” ujar Sonia.
Sonia menegaskan pesawat perintis jenis Pilatus PC-6 Porter dalam kondisi laik terbang. Terdapat regulasi khusus yang mengatur kelaikan pesawat sebelum penerbangan. Pilatus dengan register PK-SNE ini merupakan pesawat baru keluaran 2022.
“Apalagi perintis jadi semuanya masuk ke dalam regulasi. Tidak diperbolehkan terbang kalau tidak laik,” jelas Sonia.
Smart Air telah menjalin komunikasi dengan pihak keluarga korban kecelakaan pesawat Pilatus PC-6 Porter PK-SNE untuk tindakan lanjutan.(red)