Bulungan – Untuk membentengi anak dari dampak negatif atas perkembangan teknologi internet, Pemerintah Kabupaten Bulungan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) melaksanakan seminar “Cerdas Bermedia Sosial Menuju Generasi Emas” yang dilaksanakan di Ruang Tenguyun Kantor Bupati Bulungan, Sabtu (27/07/2024).
Kegiatan yang diikuti oleh Forum Anak Daerah (FAD), Forum Genre, siswa-siswi SMP dan SMA di Kabupaten Bulungan tersebut dibuka langsung oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra, Jamal, S.H.,M.A.P didampingi beberapa kepala perangkat daerah dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) Ke-40.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bawha bagi generasi muda, media sosial sekarang ini bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai wadah untuk mengekspresikan diri, berbagi informasi, dan belajar hal-hal baru.
“Namun, kita juga harus menyadari bahwa media sosial memiliki dua sisi yang perlu kita sikapi dengan bijak. di satu sisi, media sosial dapat memberikan manfaat yang luar biasa dalam hal penyebaran informasi dan pengetahuan,” ujarnya.
Namun di sisi lain, lanjutnya, media sosial juga dapat membawa dampak negatif seperti penyebaran informasi yang tidak benar, perundungan siber, serta penyalahgunaan data pribadi.
“Oleh karena itu, melalui seminar ini, saya berharap anak-anak kita dapat lebih cerdas dalam bermedia sosial. cerdas dalam memilah dan memilih informasi yang diterima, cerdas dalam menjaga privasi dan keamanan diri, serta cerdas dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain di dunia maya,” tegasnya.
Ia lanjutnya tema “cerdas bermedia sosial menuju generasi emas” sangat tepat, karena masa depan bangsa kita ada di tangan generasi muda. generasi emas adalah generasi yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan dan keterampilan.
“Tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan moral yang baik. salah satu kunci untuk mencapai hal tersebut adalah dengan memanfaatkan media sosial secara positif dan bertanggung jawab,” sebutnya.
Untuk itu ia mengajak para orangtua, pendidik, dan semua pihak terkait untuk terus mendampingi dan membimbing anak-anak kita dalam menggunakan media sosial. kerjasama dan sinergi antara pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat diperlukan agar anak-anak kita dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.
Untuk diketahui perkembangan teknologi digital saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi generasi mendatang. Hasil survei Kementerian PPPA dan UNICEF di 2023, hampir 95 persen anak usia 12–17 tahun di Indonesia mengakses internet minimal dua kali sehari.
Secara positif anak-anak dan remaja memanfaatkan internet untuk keperluan akademik, belajar keterampilan baru, menjalin relasi mencari hiburan, serta belajar berkompetisi dan strategi melalui gim secara daring. Namun, di sisi lain hal ini juga menyebabkan anak-anak dan remaja rentan terhadap kejahatan siber modern.
Laporan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) pada April 2024, Indonesia sudah berada di level darurat kasus pornografi anak. Pasalnya, konten pornografi anak dalam kurun waktu 4 tahun (2019–2023) jumlahnya mencapai 5,5 juta, yang menjadikan Indonesia berada di peringkat ke-4 di dunia dan ke-2 di ASEAN.
Satgas Pencegahan dan Penanganan Perjudian Daring juga mengungkapkan pemain judi online usia di bawah 10 tahun mencapai 2 persen atau 80 ribu anak dari total keseluruhan pemain yang mencapai lebih kurang 4 juta orang.(rls)