TANA TIDUNG – Sebagai salah satu Negara berkembang di dunia, Indonesia memiliki tingkat kesadaran membaca sangat rendah, hal ini di buktikan dengan publikasi media Pikiran Rakyat terbitan tanggal 17 Maret 2017 menyebutkan bahwa berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Demikian juga hasil dari Survei Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Untuk itu melalui aksi perubahan yang dilakukan Yungkul, SE., Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tana Tidung yang merupakan peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) dengan implementasi Aksi Perubahan yang berjudul FeSLI (Festival Sepekan Literasi Tana Tidung) diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat maupun siswa- siswi se-Kabupaten Tana Tidung.
Ungkap Yungkul Aksi perubahan ini di latar belakangi dari rendahnya minat baca di Indonesia mengindikasikan bahwa dalam jangka panjang Indonesia berpotensi menjadi masyarakat yang bodoh berkepanjangan, dengan produktivitas yang rendah, pendidikan yang tidak berkualitas, kriminalitas yang tinggi, sikap bijak yang rendah serta tingkat kemiskinan yang meluas.
“Tana Tidung sebagai daerah otonomi baru di wilayah Provinsi Kalimantan Utara turut serta berkontribusi terhadap menurunnya minat baca di Indonesia, data ini di lihat dari Hasil Survei Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) di Tana Tidung rendah, yaitu 30% (survey TGM DPK) 2022 dan hasil Survei Literasi Dasar Siswa Tana Tidung masih rendah, sebesar 20% (Survei Disdikbud KTT) serta Hasil Tingkat Kunjungan Siswa ke Perpustakaan Pertahun rendah, 25% (Laporan DPK) 2022″ Jelas Yungkul Senin, 4 September 2023.
Sementara itu, lanjut Yungkul, berdasarkan undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan bahwa kewajiban Pemerintah Kabupaten adalah menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan perpustakaan serta memfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan di daerah.
“FeSLi adalah suatu Komitmen besar untuk meningkatkan minat baca siswa di Tana Tidung melalui kerjasama yang melibatkan berbagai lembaga dengan strategi yaitu Story Telling, Reading Aloud dan Nonton film edukasi, Baca puisi serta Baca Cipta Pantun” Kata Yungkul
Lanjutnya, Kurangnya minat baca pada masyarakat juga dapat terpengaruh dari faktor-faktor psikologis, diantaranya motivasi, minat pribadi, dan kepuasan dalam membaca. Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat baca, diperlukan pendekatan dan tidak hanya bergantung pada peningkatan fasilitas, tetapi juga memperhatikan faktor-faktor tersebut.
“Untuk itu, melalui dukungan dari semua pihak terutama stakeholder terkait, saya harapkan program FeSLi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Tana Tidung dalam meningkatkan kembali minat baca Masyarakat dan Siswa-siswi se-Kabupaten Tana Tidung serta diharapkan kegiatan FeSLi ini menjadi ivent Tahunan Daerah Kabupaten Tana Tidung,” harapnya.(*)