Nunukan – Memenuhi undangan Dirjen Bina Administrasi Dalam Negeri Kemendagri Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid bersama Kadis Kominfotik dan Persandian Kaharuddin SS menghadiri acara West Java Digital Services Internasional Festival 2022. Kegiatan ini juga sebagai upaya Akselerasi Peningkatan Indeks SPBE Nasional dalam karangka kebijakan perkotaan cerdas berkelanjutan. Adapun kegiatan ini dilaksanakan di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat, Jum’at (23/12).
Kegiatan ini terfokus pada diseminasi platform Indonesia digital Servis Living Lab dan kolaborasi stakeholder dengan tujuan melompatkan Indeks SPBE dalam karangka kebijakan perkotaan cerdas berkelanjutan menuju terwujudnya Indonesia World Class Government 2025.
Penerapan konsep kota cerdas atau smart city dinilai harus dapat membangun sebuah perkotaan. Tujuannya, tidak hanya meningkatkan keeratan sosial dan kelestarian lingkungan, tetapi juga membantu pertumbuhan ekonomi. Living Lab adalah area terbatas dari sebuah kota yang dapat dikendalikan dan dapat diawasi untuk menguji sebuah solusi dan melakukan penyesuaian variabel- variabel penting.
Tampak hadir Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Jenderal Purn. Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pendayagunaan dan Reformasi Birokrasi Abdullah Aswar Anas, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Bupati dan Walikota, Sekretaris Daerah dan Kepala Dinas Kominfo se-Indonesia.
Masalah mendasar yang menjadi pembahasan pada acara ini adalah penerapan sistem pemerintahan yang berbasis elektronik (SPBE) atau e-government. Kabupaten Sumedang dan Propinsi Jawa Barat sudah menerapkan SPBE untuk enam jenis layanan dasar masyarakat.
Hasilnya menurut Bupati Sumedang Donni Ahmad Munir dan dipertegas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pelayanan lebih cepat, efektif, efisien akuntabel dan menekan terjadinya kolusi dan korupsi.
Penerapan SPBE di lingkungan Pemerintahan menurut Donni Ahmad Munir bukan soal dana yang cukup dan infrastuktur yang lebih utama melainkan komitmen leadership di daerah.
Menyikapi hal itu Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid setuju namun menurutnya kondisi daerah juga harus jadi bahan pertimbangan.
“Setiap daerah mempunyai kondisi geografis yang berbeda-beda, kultur masyarakat yang beraneka ragam, tingkat Pendidikan, kemampuan keuangan serta ketersediaan sumber daya manusia yang berbeda di setiap daerah sehingga penanganannya perlu disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah,” katanya.
Soal kepemimpinan, Laura setuju sangat menentukan di dalam pengambilan keputusan namun dirinya tidak menampik permasalah di daerah dan cara masyarakat merespon kebijakan pemerintah juga bermacam-macam.
“Apa yang menjadi harapan Pemerintah Pusat terutama di dalam penerapan SPBE pasti direspon oleh Pemerintah di Daerah, karena SPBE ini sudah menjadi keniscayaan di era teknologi digital ini, sudah menjadi kebutuhan, tidak bis akita hindari, namun di dalam penerapannya tentu tidak bisa semua langsung jadi, tetapi step by step, karena masalah di daerah juga sangat beragam dan Kepala Daerah juga harus segera meresponnya,” katanya.
Di dalam mendukung penerapan SPBE di Indonesia agar tidak ada lagi daerah kategori blankspot maka pemerintah pusat dalam hal ini kementerian Kominfo harus focus dalam pembangunan jaringan.
“Saya berharap Kementerian Kominfo focus saja dulu pada pendanaan untuk sarana prasarana jaringan, karena jaringan ini susah, berbiaya mahal, harus jangka Panjang, jangan pakai kuota, tidak usah dulu pikir yang lain, soal aplikasi biarkan daerah yang pikirkan,” katanya merespon nara sumber dari Kementerian Kominfo.
Laura mengungkap Pemerintah Kabupaten Nunukan tiga tahun terakhir sudah mulai menerapkan system pemerintahan secara elektronik. Pelayanan elektronik sudah dilakukan pada beberapa bidang pelayanan public antara lain administrasi kependudukan dan perizinan satu pintu, serta penerapan tanda tangan elektronik juga sudah diterapkan.
“Mulai tahun 2022 ini kita sudah mulai membangun infrastuktur jaringan internet melalui Diskominfo sehingga perangkat daerah sudah terkoneksi, pembangunannya akan tuntas hingga tahun 2023 nantinya. Saya berharap dengan terkoneksinya antar OPD ini maka SPBE akan semakin berkembang, layanan masyarakat semakin mudah, cepat, efisien dan lebih akuntabel,” harapnya.
Laura mengungkap kesadaran masyarakat di dalam penerapan SPBE di lingkungan pemerintahan sudah mulai direspon masyarakat. Pada setiap kunjungannya ke kecamatan-kecamatan ada tiga aspirasi utama yaitu jaringan telekomunikasi, sektor Kesehatan dan sektor Pendidikan.
“Usulan-usulan itu sedang dalam proses pelayanan yang lebih baik, untuk jaringan telekomunikasi kita bersyukur pemerintah pusat melalui Kementerian Kominfo secara step by step sedang membenahi infrastruktur telekomunikasi dengan membangun tower dan pemasangan v-sat untuk mendukung percepatan layanan publik dan sebagai jawaban usulan masyarakat tersebut,” katanya.(hms)
