TANJUNG SELOR – Tingginya harga komoditi pangan di pasar induk Tanjung selor pasca hari raya Idul Fitri beberapa waktu yang lalu menjadi perhatian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara.
Anggota Komisi II DPRD Kaltara, Bidang Ekonomi dan Keuangan Ihin Surang, mengatakan pihaknya belum turun ke lapangan untuk mengecek harga jual kebutuhan pangan sehari-hari. Namun, kata Ihin, sapaan akrabnya, pihaknya akan meminta Disperindagkop untuk memantau harga yang ada di pasar.
“Pasca lebaran ini kita (DPRD) belum ada turun langsung ke lapangan, tapi nanti saya coba koordinasi dengan Disprindagkop, ya minggu ini kita akan panggil mereka untuk meminta update dan pantau harga pasar,” katanya, Senin (1/5/2023).
Ihin mengakui, sebelum hari raya laporan yang ia terima dari Disprindagkop harga pangan memang terpantau naik. Akan tetapi, kenaikan harga tersebut tidak terlalu signifikan.
“Sebelum hari raya laporan harga pangan naik, terutama daging sapi Rp 170 per kilo dan ayam sekitar Rp 50 ribu per kilo, begitu juga dengan sayur-sayuran seperti cabai, bawang merah dan bawang putih,” ungkapnya.
Lanjut, jika harga pangan masih tetap tinggi pihaknya akan turun langsung dan menanyakan para pedagang apa penyebab tingginya harga jual kebutuhan pangan di pasar. Hal ini dilakukan untuk mengontrol kondisi harga komoditi pangan di pasar tidak fluktuatif.
“Ya, pemerintah di sini harus hadir untuk selalu mengontrol perkembangan harga, baik kebutuhan pokok masyarakat maupun harga pupuk, untuk proses produksi petani. Akhir-akhir ini kan harga bahan pokok cukup melejit. Nah, dinas terkait harus rajin-rajin mengontrol perkembangan itu di lapangan,” pungkasnya. (adv)