KALEIDOSKOP 2023. Badan SAR Catat 26 Kejadian, 19 Nyawa Tak Tertolong dan 5 Jiwa Hilang

Kaltara Stories

DOk. evakuasi korban Johan Syah sesaat ditemukan pada Minggu sore. (Foto tim SAR)

Tarakan, kaltarastories.com – Badan SAR Nasional (BASARNAS) Kota Tarakan mencatat 26 kejadian selama tahun 2023. Rincian dari 26 kejadian ini 9 kecelakaan kapal, Kondisi Mambahayakan Manusia (KMM) 17 kejadian.

“Terakhir yang anak kecil terseret di parit besar (termasuk KMM, red),” ungkap Kepala Basarnas Kota Tarakan, Syahril pada Rabu (20/12).

9 kecelakaan kapal ini melibatkan 46 jiwa dan KMM melibatkan 17 jiwa sehingga ditotalkan menjadi 66 jiwa. Dari 66 jiwa ini, 19 jiwa atau nyawa yang tidak dapat tertolong, dinyatakan hilang 5 jiwa dan 39 jiwa dinyatakan selamat.

“Tapi dibandingkan tahun lalu tingkat kejadian ini menurun. Kecelakaan kapal paling banyak itu kapal-kapal kecil, seperti speedboat. Ya kalau untuk aspek keselamatannya itu ada di instansi kepelabuhanan,” ucap Syahril.

Menurut Basarnas, faktor cuaca menjadi penyebab kecelakaan kapal. Ia mengimbau agar aktivitas perairan di wilayah Kaltara dapat memperhatikan peringatan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di daerah Kaltara.

“BMKG kita juga sudah canggih. Ada early warning. Kita harus waspada. Apalagi BMKG sudah pasang informasi ke media nelayan di Tarakan. Jadi ya karena human error,” jelasnya.

Lebih jauh Syahril menjelaskan, untuk kategori KMM, di antaranya seperti kejadian di daratan dan di sungai mulai dari diterkam buaya, orang hilang di hutan, terperosok dalam jurang, percobaan bunuh diri.

Syahril mengungkapkan terkadang banyak informasi atau laporan mengenai kehilangan jiwa yang tidak valid. Sehingga pihaknya harus menggali informasi dari laporan yang diterima. Jika laporan terhadap korban jiwa yang hilang maka pihaknya akan membuka file aktif untuk memerintahkan personel bekerja selama 7 hari.

“Yang hilang itu sampai sekarang tidak ketemu. Mereka itu dilaporkan tenggelam. Kita cari tidak ketemu. Jadi kita kadang membuka file aktif nasional untuk mengetahui itu laporan valid atau tidak,” lanjutnya.

Jika informasi yang diberikan tidak akurat maka akan menyia-nyiakan anggaran negara untuk keperluan pencarian jiwa yang terancam keselamatannya.

“Ada uang negara di situ, apalagi ada pergerakan orang, barang, kapal di situ. Ada cost negara yang keluar untuk pencarian,” ucapnya.(red)

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar