Guru Bukan Lagi Pelita

Oleh: Bahar Mahmud (Kesiswaan SMAIT Ulul Albab Boarding School Tarakan) SEJARAH telah mencatat dengan tinta emasnya bakti Guru untuk Negeri. Pejuang yang dikenal dengan sebutan

Kaltara Stories

Oleh: Bahar Mahmud (Kesiswaan SMAIT Ulul Albab Boarding School Tarakan)

SEJARAH telah mencatat dengan tinta emasnya bakti Guru untuk Negeri. Pejuang yang dikenal dengan sebutan Pahlawan tanpa tanda jasa. Pejuang yang berusaha mengeluarkan anak Bangsa dari kata “Bodoh”.

Kehadirannya di setiap kelas seperti ingin mengatakan “Aku bukanlah orang Hebat tetapi Izinkan aku mendidik murid-muridku menjadi Hebat”.

Guru adalah “pewaris” Nabi sebab kerja-kerjanya adalah kerja-kerja “KeNabian”. Jika ada satu tempat yang layak untuk menggantikan jasanya maka tempat itu adalah Surga.

Guru Bukan lagi “Pelita” tetapi ia adalah “lampu sorot”, Sebab tantangannya kian hari kian Sulit. Ia tidak lagi berhadapan dengan kelereng, layang-layang, gelang karet, Engrang, dan Kuartet namun ia harus berhadapan dengan Game online yang lingkup pertemanannya kian luas.

Lingkup pertemanan yang kian luas inilah yang mengharuskan guru menjadi Lampu sorot bukan lagi pelita. Nabi mengisyaratkan “Berteman dengan penjual minyak wangi maka akan tercium wangi”.

Guru sebagai pejuang “mau tidak mau”, dan “wajib mau” meningkatkan kapasitas agar serial kepahlawanan terus berlanjut.

Guru adalah masa depan dari “kapal Besar” bernama Indonesia. Selamat Hari Guru Nasional 2022.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar