Penajam Paser Utara – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) terus mendukung tercapainya kemandirian pangan dengan mengembangkan mina padi, integrated farming melalui program Gerbang Insan Mapan (Gerakan Pembangunan Integrasi Perikanan dan Pertanian Menuju Kemandirian Pangan) di Desa Sebakung Jaya, Penajam Paser Utara. Program ini telah dimulai sebagai program CSR ungulan sejak tahun 2020 lalu.
Beberapa inovasi teknologi yang diterapkan untuk mendukung kemandirian pangan masyarakat, antara lain (1) Roaster Maggot berupa modifikasi mesin roaster dengan teknologi insulation dan otomatisasi untuk efisiensi energi; (2) Micro Bubble Teknologi berupa generator yang mendukung proses budidaya ikan air tawar untuk meningkatkan kadar oksigen dalam kolam; (3) Mina Padi berupa optimalisasi lahan untuk meningkatkan pendapatan dengan budidaya ikan dan padi; dan (4) Pelet Ikan yaitu pembuatan pelet dari pemanfaatan dedak/bekatul padi sisa panen yang dicampur dengan tepung maggot dan tepung jagung.
Ketua Pokdakan Biawang, Bintang, menceritakan kondisi sebelum PHKT memperkenalkan program Gerbang Insan Mapan, petani kurang berkembang dan kurang produktif dikarenakan lahan di Desa Sebakung Jaya sangat luas namun tidak memiliki saluran irigasi dan kondisi tanah kurang baik, tidak subur, dan harga pupuk dan pangan ikan yang sangat tinggi.
“PHKT telah membuka pikiran dan wawasan, dengan visi dan tujuan yang sama, dan memberikan berbagai pelatihan, antara lain pembuatan pestisida, pupuk organik, dan pembuatan pakan ikan dari maggot. Kami juga dikenalkan dengan Micro Bubble Generator (MBG), yang mampu mempengaruhi pertumbuhan ikan 2 kali lebih cepat dan produktivitasnya meningkat”, ungkap Bintang.
Salah satu program yang telah berjalan dalam mendukung inovasi no 4 (Pelet Ikan), yaitu program BULATIH (Budidaya Lalat Hitam), yang memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan bahan makan maggot. Maggot memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga baik untuk diberikan sebagai pakan ternak dan ikan.
Pemanfaatan maggot dijadikan bahan untuk pembuatan pelet dengan mengeringkan maggot menggunakan alat otomatis roaster yang diberikan PHKT yang dimodifikasi dengan sistem insulation yang mengurangi pelepasan panas pada alat pemanas. Mengingat tingginya harga pelet ikan, replikasi program tersebut dapat meringankan nelayan dengan menghemat 30% biaya pakan protein ikan.
General Manager Zona 10 Regional 3 Kalimantan, Djudjuwanto menjelaskan bahwa potensi agraria yang besar di Desa Sebakung Jaya telah menginisiasi Program Insan Mapan dengan mengoptimalkan mina padi tadah hujan.
“Kami berkomitmen terus membina petani Desa Sebakung Jaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen padi dan ikan, menuju masyarakat mandiri dan sejahtera,” tambah Djudjuwanto.
Menurut Djudjuwanto, program ini menjadi salah satu alternatif solusi bagi Kabupaten PPU yang merupakan calon ibukota negara atau IKN, dalam menghadapi tantangan di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Oleh karena itu dalam program ini PHKT berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, seperti Dinas Lingkungan Hidup, SKK Migas Kalsul, dan pihak penerima manfaat sehingga program ini mampu menciptakan manfaat dan nilai yang dinikmati bersama (creating shared value)”, tambah Djudjuwanto.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan PPU, Andi Trasodiharto, mengungkapkan bahwa Kampung Perikanan Budidaya adalah salah satu program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47 Tahun 2021.
”PHKT dan warga telah berkolaborasi dalam menginisiasi program Gerbang Insan Mayan, guna mengoptimalkan mina padi tadah hujan. Desa Sebakung Jaya memiliki potensi untuk dijadikan percontohan Kampung Perikanan Budidaya yang diharapkan dampaknya akan dirasakan langsung oleh masyarakat, dengan demikian kami dapat bersinergi dalam memberdayakan masyarakat menuju ketahanan dan kemandirian pangan”, tambah Andi.
Tahun ini PHKT pun kembali berkesempatan menjadi kandidat Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Proper Emas merupakan tingkat penganugerahan tertinggi yang memiliki arti bahwa perusahaan telah melakukan pengelolaan terhadap lingkungan melebihi dari yang disyaratkan.
PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) merupakan anak Perusahaan PHI yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Wilayah Kerja East Kalimantan & Attaka di Kalimantan Timur. PHKT bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan demi mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.(*)