Dubai – Indonesia saat ini terus mendorong transisi energi untuk mencapai net zero emission (NZE) tahun 2060. Namun untuk mencapai hal ini banyak tantangan yang akan dihadapi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan tantangan pertama adalah kebijakan, yang ke dua adalah inovasi teknologi, tantangan ketiga adalah bagaimana dalam membangun sebuah ekosistem kondusif untuk berinvestasi. Nah tantangan ketiga ini berhubungan dengan suatu strategic financing.
“Dulu PLN masih menggunakan apa namanya conventional financing. Tetapi sejalan dengan waktu dalam mendukung adanya transisi energi ini kita bisa mengubah yang dari tadinya conventional financing jadi green financing atau yang disebut dengan sustainable financing,” kata dia di COP28 Dubai Paviliun Indonesia, ditulis Senin (4/12/2023).
Dia mengungkapkan sustainable financing ini memiliki penambahan requirement yaitu bagaimana green financing management. Yaitu setiap dana yang keluar dipastikan membiayai program-program renewable energy.
Darmawan menambahkan ada result loan yang berbasis pada progress dari program-program renewable energy itu. “Kemudian dalam proses ini tentu saja dengan adanya platform yang baru yang namanya sustainable financing kita mulai bisa men-deploy global communities yang ingin berpartisipasi dalam membangun green portofolio ini menjadi bagian dukungan terhadap PLN,” jelasnya.
Ini ada yang multilateral bank, ada filantropi, ada private bank, ada private investor semua bergabung dalam metode baru yaitu green financing. “Dalam hal ini kami mengucapkan juga terima kasih kepada pemerintah Indonesia, kepada Bapak Presiden Joko Widodo dan khususnya ini ada Bu Menteri Keuangan Bu Sri Mulyani yang sudah membangun namanya green financing country platform,” ujarnya.
Dalam hal ini di green financing country platform pertama adalah adanya semua list project dari renewable energy yang berbasis pada green portofolio yang kemudian dalam hal ini juga ada suatu global platform salah satunya ada adjust energy transition partnership dan platform yang lain sehingga disini ada match making dalam project project yang ada dan juga potensial financing sehingga bisa tercapai suatu financing yang tentu saja dengan biaya lebih murah, cost of fund yang lebih murah.
PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Acwa Power untuk bisa menyediakan green hydrogen dan green ammonia.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan ini adalah konsolidasi antara PLN dan Acwa Power untuk membangun green renewable energy. “Kemudian bersama-sama dengan Pupuk Indonesia bisa diubah agar sumber energi untuk produksi green hydrogen dan green ammonia,” kata dia di COP28 Dubai Paviliun Indonesia, ditulis Senin (4/12/2023).
Darmawan mengungkapkan perseroan dan kedua perusahaan tersebut akan membentuk join investment termasuk untuk mencari, mengeksplor potensial market. Sehingga dalam hal ini secara teknis tantangannya bisa semua diselesaikan dan bisa membangun portofolio green project dan secara komersial menjadi available.
“Nah dalam ini kerja sama ini adalah suatu semangat bagaimana kita bisa mengeksplor inovasi teknologi yang sangat futuristik yaitu green hydrogen, green amonia dan kemudian juga membangun bisnis yang dari M2M dari hulunya yaitu produksi energinya, lalu dari produksi hydrogen dengan amonianya, sampai shipment-nya, sampai kemudian ke pangsa pasarnya,” ujar dia.
Dengan kerja sama ini diharapkan ke depan Indonesia bisa menjadi hub produksi green hydrogen dan green ammonia untuk menjadi salah satu solusi agar transisi energi bisa mengurangi emisi gas rumah kaca dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata dia.(dtk)